Senin, 11 Februari 2008

Dengarkan mereka berbicara



KURA-KURA YANG PUTUS ASA


Suatu hari ketika para penghuni hutan ini hendak memperingati hari Ulang Tahun Raja Rimba, meeka mengadakan perayaan dengan menyelenggarakan berbagai lomba. Satu di antaranya adalah lomba lari marathon bagi semua binatang yang berkaki.

Maka terdapatlah sejumlah binatang darat yang mengikuti perlombaan itu. Ada kijang, ada unta, kuda, sapi, rusa, bahkan sampai si kura-kura sekalipun, ikut datang mendaftarkannya. Ramai sekali perlombaan itu. Apalagi penontonnya.

Ketika perlombaan berlangsung, teriakan penonton bukan main riuhnya. Mereka berdesak-desakan untuk dapat melihat jagoan mereka berlaga sebaik-baiknya. Dan yang lebih hebat lagi adalah celoteh meeka dengan bermacam-macam ucapan. Teriakan pujian dan dorongan semangat yang mereka lontarkan untuk jagoan yang difavoritkan, sementara cercaan dan ejekan mereka tujukan kepada lawan agar meeka jatuh mental dan keok. Demikian juga yang terjadi dengan si Kura-kura yang jalannya tidak pernah meyakinkan itu, apalagi kemampuannya untuk berlari; wah, payah ! Maka mudah sekali diduga, ia segera menjadi bahan ejekan semua penonton. "Hai, Kura-kura, tahu dirilah kamu. Mendingan naik bus kota saja daripada ngesot begitu." "Minta tendang sajakah kamu pada si Kuda, biar lekas sampai di finis." ejek yang lain pula. "Huuuu............ napasmu tinggal sepotong. Mampus sajalah kamu di situ. Kura !" teriak yang satunya lagi.

Maka merahlah telinga di Kura-kura dibuatnya. Mendidihlah hatinya. Tetapi apa daya ia tidak mampu berbuat lebih baik lagi, karena ia memang ditakdirkan sebagai makhluk yang paling lambat jalannya. Maka sungguh menyesallah ia sekarang, mengapa ia harus ikut perlombaan itu. Tetapi untunglah, ketika hampir saja ia berputus asa karena ejekan itu, datanglah seorang pertapa bijak mendekatinya dan berbisik.

"Teruskanlah perjuanganmu, Kura-kuraku sayang." petuahnya. "Jangan hiraukan kata-kata mereka. Karena meski kecil dan lambat langkahmu, tetapi kamu sudah melakukan sesuatu dengan baik. Kamu sudah melakukan perjuangan yang dapat membuat hidupmu berarti. Sementara mereka, mereka hanyalah penonton yang besar mulut tetapi belum pernah melakukan apa-apa. Jadi, meski serba kecil dan sedikit yang kamu lakukan, tetapi hidupmu masih lebih berharga daripada mereka."

Dan sejuklah hati di kura-kura itu, dan tumbuhlah semangatnya untuk melanjutkan perlombaannya itu.

Kita semua adalah peserta perlombaan hidup. Cepat atau lambat lari kita, semuanya itu haruslah dilakukan. Jangan menghentikan langkah sebelum perlombaan kita itu selesai.

"Marilah kita menanggalkan semua beban dan dosa yang begitu merintangi kita, dan berlomba dengan tekun dalam perlombaan yang diwajibkan bagi kita. Marilah kita melakukannya dengan mata yang tertuju kepada Yesus, yang memimpin kita dalam iman, dan yang membawa Iman itu kepada kesempurnaan." (Ibrani 12:1 b-2a).

Tidak ada komentar: