Selasa, 27 Mei 2008

KELAS PRANA--MENAKSIR



Kelas PRANA diadakan di halaman sekolah dan tepi sungai Jurang Klampok (depan kampus) dengan materi menaksir tinggi pohon dan lebar sungai. Selain itu, materi tambahan berupa baris-berbaris pun diadakan serta pendalaman materi tuntutan kelas kemajuan Penyelidik dan Penjelajah. Hari Minggu ini (1/6) kita akan mengadakan latihan khusus renang dan menyelamatkan korban di air. Semangat!!!

Senin, 26 Mei 2008

Dengarkan mereka bicara



BURUNG MUDA YANG LUPA DIRI


Adalah seekor burung Elang muda yang baru saja dapat terbang mengangkasa. Karena kedua orang tuanya sedang pergi mencari makan, maka ia ditinggalkan sendirian di dalam sarangnya. Tetapi dasar namanya anak nakal, begitu ia dapat mengangkasa pertama kali dan dilihatnya kedua orang tuanya tidak tampak mengawasi, maka yang terpikir olehnya kemudian keinginan untuk dapat terbang setinggi mungkin dan sejauh mungkin.

Dan benarlah, bahwa pemandangan yang tampak olehnya sedemikian indah dan mengagumkannya. Makin tinggi dan makin jauh ia pergi, pemandangannya semakin mempesona. Langit tampak begitu luas, biru menghampar seolah tak ada batas. Sementara awan berarak-arak seprti lukisan nan semarak. Demikian juga halnya dengan sawah, hutan, danau dan lautan yang menghampar di bawah kepak sayapnya, seolah-olah seperti permadani nan elok, yang menyajikan pesona yang tiada taranya. Yang tak habis-habisnya dan hanya disajikan untuk dirinya belaka. Pendek kata, tak ada kata-kata yang paling tepat untuk dapat menggambarkan rasa pesona seperti yang dialaminya saat itu. Maka serunya dalam girang hati. "Aku sudah terbang tinggi mengatasi pohon dan gunung-gunung." katanya.

Tak terasa, terbangnya pun sudah sedemikian jauh mengarungi angkasa yang tak terbatas itu. Namun ia tidak pernah menyadari bahwa sesungguhnya ada sepasang mata selalu mengikutinya ke manapun ia bergerak. Mata itu adalah mata seorang pemburu, yang telah siap dengan jala yang hendak memerangkapnya. Maka begitu si burung muda ini tampak trelena dan merendah, dilemparkannyalah jalannya itu: hup! kena! Burung muda itu masuk peangkap Sang Pemburu. Segala upaya untuk dapat lepas dari perangkap itu sia-sia belaka, karena ia belum pernah diajari bagaimana ia harus melepaskan diri dari perangkap semacam itu. Maka yang dapat dilakukannya hanyalah menyesali semua yang telah terjadi.

"Ya. Seandainya aku tidak keluar dari sarang, pasti aku tidak akan terperangkap seperti ini." sesalnya. Sementara itu di sarang, rumah mereka, induknya sedang menangis tersedu-sedu karena kehilangan anak. Dan bapaknya pun tampak bermuka muram menahan cemas, dikelilingi oleh burung-burung elang lain tetangganya. "Jangan-jangan ia sudah terbang tinggi dan tidak pernah dapat kembali lagi." keluh Pak Elang penuh kecemasan.

"Kurasa tidak, Pak Elang." sahut Pak Bangau. "Tak pernah ada burung terbang lebih tinggi daraipada bukit. Apalagi ia masih seekor burung muda." lanjutnya. "Maka ayolah. Kita bersama-sama mencari dia sampai ketemu. Karena dengan bekerja bersama-sama kita bisa menggunakan banyak mata untuk menjadi lebih waspada."

Dan benar. Tidak lama setelah masyarakat burung itu beramai-ramai mengerahkan tenaga, akhirnya elang muda itu dapat diselamatkan kembali.

*******

Burung muda yang baru belajar terbang selalu berkata, "Aku dapat terbang

tinggi mengatasi pohon dan gunung-gunung." Tetapi burung tua akan berkata,

"Tak pernah ada burung terbang lebih tinggi daripada bukit.'


"Anak yang bijak mendengarkan didikan ayahnya, tetapi seorang pencemooh tidak

mendengarkan hardikan." (Amsal 13:1).

"

Cerita bijak



JAMBANGAN KUNINGAN

DAN

JAMBANGAN TANAH LIAT


Pada suatu waktu dua buah jambangan tertinggal oleh tuannnya yang pelupa di pinggir sungai. Yang satu adalah jambangan kuningan yang berkilat indah, yang lain adalah jambangan tanah liat yang tidak begitu keras.

"Oh sungguh menyenangkan berada di luar, dibawah sinar matahari!" kata jambangan tanah liat dengan gembira. "Ya, lebih baik daripada di atas bufet yang kaku," sambung jambangan kuningan.

Saat mereka asyik bercakap-cakap datanglah badai. Kedua jambangan itu tersapu ke dalam sungai. Mereka terapung-apung di sungai. Jambangan tanah liat ketakutan, "Sungguh menakutkan, kalau tahu begini aku di rumah saja. Aku pasti akan tenggelam. Aku hanyalah jambangan yang rapuh."

Jambangan kuningan, sahabatnya menghibur, "Jangan takut, sahabatku. Aku akan melindungimu. Merapatlah ke sisiku dan aku akan mendorongmu kepinggir dengan lembut." "Oh jangan lakukan itu!" seru jambangan tanah liat mengingatkan, "Jangan dekat badanku. Jika kita berbenturan aku akan segera pecah dan itu akan lebih buruk."


Kadang-kadang tidak memberi bantuan adalah tindakan terbaik dari memberi bantuan.

Kata-kata Penghibur



GOD'S LOVE


God's love is like an island

In life's ocean Vast and wide,

A peaceful, quiet shelter

From the reastless, rising tide.

God's love is like an anchor

When the angry billows roll,

A mooring in the atorms of life,

A stronghold for the soul.

God's love is like a fortress

And we seek protection there

When the waves of tribulation

Seem to drown us in despair.

God's love is like a harbor

Where our souls can find sweet rest

From the struggle and the tension

Of life's fast and futile quest.

Gid's love is like a beacon

Burning bright with faith and prayer

And through the changing scenes of life

We can find a haven there!


"The Lord is my rock, and my fortress, and my deliverer." 2 Samuel 22:2"

KASIH TUHAN

Kasih Tuhan adalah seperti pulau

Di tengah samudera yang luas,

Tempat berlindung yang penuh damai dan tenteram

Terhadap pasang surut yang silih berganti.

Kasih Tuhan adalah seperti jangkar

Di tengah deru gelombang,

Suatu tambatan di tengah badai kehidupan,

Sebuah benteng bagi jiwa kita.

Kasih tuhan adalah sebagai benteng

Tempat kita mencari perlindungan

Ketika gelombang kesengsaraan

Menenggelamkan kita dalam keputus-asaan

Kasih tuhan adalah seperti pelabuhan

Di mana jiwa kita dapat beristirahat

DAri perjuangan dan ketegangan

Dalam kehidupan yang serba cepat dan sia-sia

Kasih Tuhan adalah seperti mercu suar

Bersinar terang dan penuh keyakinan dan doa

Dan melalui segala perubahan dalam kehidupan ini

Kita dapat menemukan persinggahan di sana!

"Ya Tuhan, bukit batuku, kubu npertahananku dan penyelamatku." 2 Samuel 22:2