Selasa, 30 September 2008

RENUNGAN


MAWAS DIRI

Oleh: Helena Elizabeth Souisa, M.Ed.

"Sebab jika seorang hanya mendengar firman saja dan tidak melakukannya, ia adalah seumpama seorang yang sedang mengamat-amati mukanya yang sebenarnya di depan cermin. Baru saja ia memandang dirinya, ia sudah pergi atau ia segera lupa bagaimana rupanya." Yakobus 1:23,24.

Diceritakan dalam sebuah dongeng dari negeri antah berantah, setiap hari Ratu berdiri di depan cermin, dan selalu bertanya. "Hai cermin di tembok ! siapakah di negeri ini yang paling elok?"
Tiap hari cermin selalu menjawab, "Wahai ratu, tidak ada lain sosok engkaulah yang paling elok." Maka senaglah hati ratu mendengar jawaban seperti itu. Tetapi pada suatu hari, cermin itu memberi jawaban yang mengejutkan, "Wahai ratu, sosok yang paling elok adalah PUTRI SALJU !" Lalu tampaklah di cermin itu prutri salju yang lemah lembut dan cantik jelita sedang menari-nari dengan sejumlah kupu-kupu di taman bunga.
Melihat itu marahlah ratu. Ia tidak bisa menerima laporan cermin itu. Maka mulailah ratu menyusun rencana untuk menyingkirkan dan membunuh putri salju.
Dari cerita ini , kita mendapat pelajaran, bukan hanya ratu dalam dongeng itu yang suka melihat cermin. Semua orang juga tiap hati menatap cermin. Bahkan berkali-kali dan berulang-ulang. Ada yang duduk di depan cermin sampai setengah jam. Lihat depan, lihat pinggir. angkat alis, rambut diurai, rambut disisir dan sebagainya.
Cermin memang bermanfaat. Setiap orang memerlukannya. Rumah mana yang tidak ada cerminnya ? Di kamar tidur ada cermin. Ditempat cuci tangan ada cermin. Dikamar manidi juga ada cermin.
Apa yang ingin kita lihat di cermin ? Yang ingin kita lihat di cermin adalah wajah kita yang rapi. Dengan bantuan cermin kia memeriksa kerapian. Cedrmin bisa diandalkan. Ia selalu berterus terang. Ia menilai kerapian dan melaporkan sebagaimana adanya dan laporannya selalu cocok dengan keadaan.
Bagaimana kita menanggapi laporan dari cermin? Kita langsung menindak-lanjutinya. Kita langsung merapikan apa yang belum rapi. Itulah yang menjadi tujuan kita melihat cermin, yaitu menemukan ketidak beresan lalu langsung membereskannya. Agak aneh apabila kita menatap cermin dan mendapati bahwa wajah kita cemong, namun kita tidak membersihkann cemong itu, melainkan langsung saja pergi dan berhadapan dengan orang banyak. Itulah yang di maksud dalam tulisan Yakobus :"Sebab jika seorang hanya mendengar Firman saja dan tidak melakukannya, ia adalah seumpama seorang yang sedang mengamat-amati mukanya yang sebenarnya di depan cermin. Baru saja ia memandang dirinya, ia sudah pergi atau ia segera lupa bagaimana rupanya.(Yakobus 1:23-24). Di ayat ini alkitab diibaratkan sebagai cermin. Apa yang tampak di cermin ? Disitu tampak dua wajah. Pertama: wajah kita yang acak-acakan dengan dosa. Kedua: Wajah Kristus yang menawarkan tata hidup yang rapi.
Menurut Yakobus, mendengar firman Tuhan namun tidak melaksanakannya adalah seperti menatap cermin dan mendapatkan wajah bercoreng atau rambut acak-acakan, namun tidak melakukan tindakan apa-apa. Jakobus menyebutkan beberapa kesalahan yang sering dibuat oang pada waktu melihat cermin :
Kesalahan Pertama:
Hanya memandang diri sendiri sebentar dan tidak mempelajari diri mereka secara teliti/kekurangan-kekurangan yang ada pada waktu melihat cermin.
Kesalahan Kedua:
Cepat melupakan apa yang dilihatnya. apabila benar-benar memperhatikan, apa yang kita lihat tidak akan terlupakan.
Kesalahan Ketiga:
Tidak mau menindak lanjuti petunjuk cermin. Kita memandangi cermin dengan tujuan untuk mendapat masukan. Untuk dapat melihat diri sendiri supaya kelihatan sebersih-bersihnya dan serapi-rapinya.
Marilah kita melihat kembali cermin dari keberadaan kita masing-masing , apakah keberhasilan atau prestasi yang sudah kita capai sebanding dengan usaha yang sudah kita upayakan atau kita lakukan. Kalau belum sebanding, mari kita lihat dan pelajari apa yang menjadi penyebab kekurangan atau kegagalan dalam kehidupan kita.
Pelajari, amati dan periksa baik-baik-baik, bukan melihat secara sepintas dan melupakan hasil yang sudah kita capai, tetapi mari jadikan itu sebagai satu cermin/bahan perbaikan untuk berprestasi lebih baik lagi pada hari-hari mendatang. Dan kita semua berharap melalaui MAWAS DIRI, kita dapat lebih memotivasi diri kita lebih baik lagi yaitu belajar dari kekurangan-kekurangan yang sudah kia buat. Salam sukses selalu.

Tidak ada komentar: