Senin, 12 Mei 2008

Illustrasi



RASA TAKUT : MUSUH BESAR MANUSIA


Ada sebuah cerita yang berasal dari negeri Irak, yang menggambarkan tentang besarnya peranan rasa takut dalam kehidupan manusia pada umumnya. Alkisah pada suatu saat suatu wabah penyakit sampar yang sangat hebat melanda Baghdad, ibukota negeri itu, sehingga mengakibatkan korban jiwa yang sangat banyak.


Pada waktu itu ada seorang pegnendara kuda yang sedang mengadakan perjalanan menuju ke kota Baghdad; ia sama sekali tidak mengetahui bahwa kota Baghdad; ia sama sekali tidak megnetahui bahwa kota Baghdad sedang diladna oleh bahaya sampar yang mengerikan. Sedang ia enak-enak menunggangi kudanya dengan menikmati keindahan pemandangan padang pasir di waktu matahari terbenam, tiba-tiba dari belakang menyusul seorang yang berpakaian serba hitam dengan menunggangi seekor unta hitam. Dengan penuh rasa ingin tahu si pengendara kuda itu menyapa si orang yang serba hitam, menanyakan siapakah dia, dan apakah tujuannya pergi ke kota Baghdad. Orang itu menjawab, "Aku adalah raja bala sampar dan aku akan ke Baghdad untuk mengambil nyawa-nyawa manusia yang akan mati terkena bala sampar." Si pengembara kuda itu bertanya lagi, " Tuan, bolehkah aku mengetahui berawa jiwakah yang akan tuan ambil dari sekian banyak penduduk kota Baghdad? " Dengan tegas si serba hitam itu menjawab, " Akan kuambil 8000 jiwa rakyat Bahgdad yang mati karena bala sampar. Sedangkan yang 42.000 lainnya itu bukan aku yang mengambil, mereka mati bukan karena sampar, tetapi mereka akan mati karena takut. Mereka sudah ketakutan mendengar nama sampar, sehingga sebelum ada terkena penyakit sampar, mereka sudah mati ketakutan."

Cerita ini dengan jelas menggambarkan bahwa rasa takut yang terdapat dalam jiwa manusia sering kali merupakan suatu hal yang sangat mengerikan, yang merupakan musuh dalam seliput. Manusia banyak kali merasa takut dan kuatir tentang banyak hal, dan mau tak mau ini mencekam serta mempengaruhi keselarasan hidup manusia.

Di Amerika Serikat, atau tepatnya di kota San Fransisco California, ada sebuah jembatan yang sangat termasyhur yang diberi nama Golden Gate (Gerbang Emas). Nama yang sangat megah itu sesuai dengan panjangnya 2150 meter dan tingginya yang 67 meter di atas teluk San Fransisco. Jembatan itu didirikan pada tahun 1937, dan sejak dua setengah bulan setelah jembatan itu selesai dibuat sampai sekarang, jembatgan itu sering kali dipergunakan oleh orang-orang yang dicekam rasa takut dan putus asa untuk membunuh dirinya. Seorang sarjana hukum muda usia yang baru-baru ini membunuh diri dengan loncat dari atas jembatan Golden Gate ini sesaat ia membunuh diri menulis demikian: "Seorang copet telah mencuri semua uang dan surat-surat berharga yang dipercayakan kepadaku, aku sungguh sangat malu dan takut kalau-kalau orang akan menuduh bahwa akulah yang licik dan jahat, maka untuk menghilangkan takutku, aku menerjunkan diri dari jembatan Golden Gate ini." Seorang pedagang mobil yang kaya raya menulis:"Kalau aku tahu bahwa kanker dalam perutku tak dapat disembuhkan lagi, lebih baik aku terjun dari Golden Gate saja."

Sampai sekrang ini sudah lebih dari 500 oang yang membunuh diri dari jembatan Golden Gate; yang tertua berusia 87 tahun dan yang termuda berumur 5 tahun. Semuanya adalah korban dari ketakutan untuk menghadapi hidup ini. Mereka putus asa dan tak lagi berani untuk menempuh kehidupan di dunia ini.

Lawan dari rasa takut ialah rasa sejahtera, tenteram dan damai sentausa. Dimanakah kita dapat memperoleh rasa yang demikian itu di dalam dunia yang penuh dengan keresahan dewasa ini? Tuhan Yesus mengundang semua orang termasuk saudara juga ---"Marilah kepadaKu hai kamu sekalian yang lelah dan resah serta menanggung berat, aku akan memberikan sejahtera dan sentausa kepadamu." Inilah undangan yang mulia yang diberikan oleh Raja Damai Sejahtera yaitu Tuhan Yesus Kristus. Dengan kasihNya ia mengundang setiap orang untuk menerima sejahtera yang melampuai segala akal itu, agar hidup manusia boleh menjadi bahagia serta sentausa.

Tidak ada komentar: